Sabtu, 05 Mei 2012


Biasnya menitik di kelopak bunga
Dengan santai meraba bersama waktu
Dan seiring detik merayap mulai menjauh
Hilang, hitam, kelam bersama malam
Di saat dengung lebah pekakkan telinga
Disambung riaknya air tenangkan jiwa
Burung juga menari di awang, bebas, lepas, tak peduli dunia sibuk dengan apa
Tapi ada tawa yang tertahan dengan kegalauan sepasang mata menatap masa lalu yang suram, hina, dan tak pantas disuarakan
Akankah angin dapat bernyanyi hilangkan beban
Mungkinkah cahaya kunang-kunang bisa terangkan jalan menuju keindahan
Tapi tidak
Tetap saja gitar itu yang dapat tenangkan khayal untuk sesaat

(22-09-2010 15.26)

Rasa perih datang di kala bulan hengkang ditimpa siang
Dan matahari muncul bak raja tak terkalahkan
Menantang berarti siap tuk merasakan teriknya yang menghanguskan
Tapi ada sebingkah niat yang tulus menyapaku dengan tenang
Menyapu air mata yang mengalir di pipi
Dan bisikannya ciptakan kekuatan tuk bertahan
Agar semua yang tlah ada tak hilang seperti bintang pada siang

(17-06-2010 23.37)

Kerelaan yang datang dalam terik mentari di saat siang
Agar semua punah terbakar atas panasnya
Sebab semua kisah ini telah terlelap dalam hati
Atau kerelaan yang hadir disaat pilu yang akan hancur karena kebencian
Karena kenangan ini telah menjamur dalam otak
Bisakah dengan mudah hilang seperti debu
Atau hanya sesaat serupa malam dan terus siang
Hilang dan datang






(24-05-2010 07.46)

Ringkasan kisah menuangkan rasa penuh kenangan
Sebuah tanda disaat hati menyemai mimpi dalam bias mentari
Snyuman rindu datang dikala bintang rahasiakan sebuah wajah yang suaranya seakan terngiang
Menyapa sebutanku

(30-11-09 20.24)